Tampak Lebih Tua Tidak Selalu Berarti Kurang Sehat


Toronto, Beberapa orang memiliki tampang 'boros', yang berarti penampilannya tampak lebih tua dibanding usia sebenarnya. Hal itu tidak selalu menandakan kondisi kesehatan yang buruk, kecuali jika perbedaan kesan itu mencapai 10 tahun lebih tua dari usia sebenarnya.

Hal ini diungkap oleh para peneliti dari St Michael's Hospital di Toronto. Partisipan yang terlibat dalam penelitian itu meliputi 58 dokter praktik serta 126 orang berusia 30 hingga 70 tahun yang menjalani rawat jalan di rumah sakit tersebut.

Kondisi kesehatan para pasien diamati dari berkas rekam medis, sedangkan wajahnya difoto satu persatu. Gambar-gambar wajah itu kemudian diperlihatkan secara acak kepada 58 dokter, untuk selanjutnya diberi penilaian kira-kira berapa tahun usianya.

Ketika dibandingkan, pasien yang usia sebenarnya berbeda 5 tahun dari perkiraan para dokter relatif tidak memiliki masalah kesehatan yang cukup serius. Bisa dikatakan kesan lebih tua itu bukan disebabkan oleh kondisi kesehatannya.

Sedangkan para pasien yang menurut para dokter tampak 10 tahun lebih tua, 99 persen di antaranya berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Sayangnya, laporan hasil penelitian yang dimuat di Journal of General Internal Medicine tidak menyebut lebih detail kondisi macam apa saja yang membuat pasien tampak lebih tua.

"Wajah yang tampak lebih tua dari usia sebenarnya memang berhubungan dengan kondisi kesehatan. Tetapi itu hanya berlaku jika selisihnya mencapai 10 tahun atau lebih," ungkap salah seorang penelti, Dr Stephen Hwang seperti dikutip dari Science Daily, Minggu (7/11/2010).

Kesimpulan ini meluruskan pandangan orang selama ini, bahwa penuaan dini selalu menunjukkan kondisi kesehatan yang buruk. Ketika ada orang yang tampak sedikit lebih tua dari aslinya, maka kesan yang muncul adalah orang itu tidak sehat.

(up/ir)
s � d - 7 �/5 AR-SA'>

"Ponsel pribadi Anda nanti akan bisa jadi ponsel dokter yang bisa mendiagnosa salah satu dari berbagai penyakit kelamin, sehingga Anda bisa dengan mudah mendapatkan pengobatan," jelas Dr Tariq Sadiq, pemimpin studi dan konsultan dokter kesehatan seksual dan HIV di St George's, University of London, seperti dilansir Guardian, Senin (8/11/2010).

Menurut Dr Sadiq, perangkat 'tes diri' ini memang cocok ditujukan untuk orang-orang muda yang tanggap teknologi.

"Saya khawatir banyak anak muda yang malu datang ke dokter atau klinik untuk memeriksakan penyakitnya, sehingga bisa membuat penyakit kelamin yang dideritanya semakin parah dan menjadi tak bisa diobati," jelas Dr Sadiq.

Ahli kesehatan seksual berharap perangkat ini akan membantu mengurangi pertumbuhan jumlah penderita penyakit seksual yang telah meningkat selama sepuluh tahun terakhir, khususnya pada kalangan anak muda dibawah usia 25 tahun.

Peneliti juga berencana melakukan pengujian cepat dan berharap perangkat ini segera bisa dipasarkan di banyak tempat umum layaknya kondom, seperti di klub malam, apotek dan supermarket.

"Ini merupakan penelitian yang menarik dan pengembangan konsorsium (usaha bersama) yang akan mengembangkan teknologi baru yang baik untuk meningkatkan dan memperluas pengujian penyakitkelamin," Prof Noel Gill, kepala HIV dan IMS di Health Protection Agency.


0 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...